Labbo, Desa dengan sejuta potensi
1.
Kondisi
Geografis Desa
Secara administrasi Desa Labbo terletak di wilayah kacamatan
Tompobulu Kabupaten Bantaeng dengan luas wilayah 12,81 Km, yang terdiri atas
beberapa jenis lahan dan peruntukkannya. Desa Labbo secara geografis berada
diketinggian antara 800-1200 di atas permukaan air laut. Dengan keadaan curah
hujan 2000 mm dengan jumlah curah hujan 6 bulan, serta suhu rata-rata harian
adalah 27ºC, dengan bentang wilayah 11 Km. Adapun batas-batas wilayah Desa
Labbo adalah :
Sebelah Utara : Asayya Kab.Bulukumba
Sebelah
Timur : Desa Pattaneteang
dan Kab.Bulukumba
Sebelah Barat : Desa Balumbung dan Kelurahan Ereng-ereng
Sebelah Selatan : Kelurahan Ereng-ereng dan
Kab.Bulukumba
Dalam pembagian wilayah Desa Labbo
terbagi atas beberapa wilayah Dusun antara lain :
1.
Dusun Pattiro
2.
Dusun Panjang
Utara
3.
Dusun Panjang
Selatan
4.
Dusun Bawa
5.
Dusun Ganting
6.
Dusun Labbo
Adapun orbitasi atau jarak Desa Labbo ke Ibu Kota Kacamatan adalah
7 Km, jarak Desa Labbo ke Ibu Kota Kabupaten 37 km dan jarak Desa Labbo ke Ibu
Kota Propinsi 157 km.
2. Kondisi Ekonomi
Desa
Secara umum masyarakat Desa Labbo
bermata pencaharian sebagai petani. Tanaman yang ditanam umumnya tanaman
perkebunan seperti tanaman kopi dan cengkeh. Adapun sebagian kecil masyarakat
sebagai wiraswasta. Saat ini Desa Labbo mengembangkan potensi hutan desa dan
memiliki banyak potensi tanam baik kayu maupun non-kayu. Kawasan huatan desa
dan memiliki banyak potensi tanaman baik kayu maupun non-kayu. Kawasan hutan
desa yang terdapat di Desa Labbo sesuai badan planalogi kehutanan dan hasil
peta paduserasi provinsi Sulawesi Selatan seluas 342 Hektar. Terkhusu ada hasil
hutan non-kayu yang potensinya sangat besar dari area hutan desa yang ada di
Desa Labbo berupa komoditi rotan, Banga Ponda (Berdaun besar dan tinggi), Banga
Tambu (berdaun kecil dan banyak), anggrek tanah, bunga kembang doa, markisa,
dan kopi. Untuk rotan terdapat tiga jenis rotan yaitu, uhe tambu, uhe taning,
uhe thumani. Untuk jenis tanaman berupa rotan berada pada wilayah barat laut
dan berat daya dari hutan desa dengan luasa 93,3822 Ha, untuk tanaman Banga
memiliki luas 6,0719 Ha, untuk anggrek tanah dan kembang doa memiliki luas
0,089 Ha dan 0,3477 Ha yang masing-masing tanaman tersebut berada pada wilayah
perbatasan antara Desa Labbo dan Desa Pattaneteang.
Hal ini mengidentifikasikan bahwa potensi
hutan berupa non-kayu dari areal hutan desa yang ada di Desa Labbo sangat
besar, mengingat dimana tanaman rotan dan Banga dapat dijakan pasokan untuk
pembuatan bahan kerajiana dan sebagai bahan baku keperluan industri, sedangkan
anggrek tanah, kembang doa dapat dimanfaatkan sebagai tanaman hias yang
memiliki nilai jual cukup besar sehingga dapat dijadikan sebuah peluang untuk
mendorong tumbuhnya pengembangan usaha-usaha dari tanaman tersebut dan secara
tidak langsung akan mendorong terwujudnya pengelolaan hutan yang lestari serta
peningkatan pendapatan masyarakat.
Desa Labbo Kecamatan Tompobulu Kabupaten Bantaeng merupakan salah
satu wilayah pengembangan pasar produk hutan desa. Potensi hutan desa di desa
Labbo Kecamatan Tompobulu Kabupaten Bantaeng dapat dikembangkan seiring dengan
meningkatnya permintaan pasar. Salah satu aspek yang perlu dikembangkan adalah
aspek ekonomi dalam pengembangan pasar, di mana pengembangan pasar di desa ini
kurang berkembang. Hal ini mungkin disebabkan karena kurangnya informasi pasar,
untuk itu perlu adanya pengamatan lingkungan untuk melihat peluang baru bagi
masyarakat di Desa Labbo. Peluang pemasaran adalah suatu kebutuhan masyarakat
untuk meningkatkan pendapatan.
Aspek ekonomi dalam pengembangan pasar adalah suatu analisa ekonomi
yang menggambarkan keadaan yang sebenarnya wujud dalam perekonomian yang akan
menunjang pengembagan pasar dari tempat tertentu. Desa Labbo Kecamatan
Tompobulu Kabupaten Bantaeng, menunjukkan bahwa produk-produk dari petani pada
areal Hutan Desa adalah Kopi Arabika (Coffea arabica), Kopi Robusta (Coffea
robusta), Markisa Kuning (Passiflora edulis forma flavicarva),
Markisa Edulis (Passiflora edulis forma edulis sims) dan Madu.
1)
Kopi
Dari luas wilayah Desa Labbo ,85% diantaranya adalah Tanaman Kopi
sehingga hasil produksi kopi menjadi salah satu sumber pendapatan utamabagi
masyarakat desa labbo, Tanaman kopi telah dibudidayakan sekitar tahun1960an dan
petani kopi memanen kopi tiap satu tahun satu kali dan akan berlanjut kembali
satu tahun berikutnya.
Tanaman kopi jikadihitung permusim penghasilan per-ha mencapai 1000kg
jika pertumbuhannya berjalan normal. Akan tetapi, selama era 2000an ini penghasilan
kopi menurun drastis disebabkan oleh penyakit dan hama, serta kesadaran masyarakat
tani kopi dalam perawatan baik pasca dan
prapanen masih lemah.
Berdasarkan problem
tersebut, dapat di analisa bahwa pola
tanam masyarakat masih mengandalkan pola-pola nenek moyang atau masih bersifat tradisional, proses panen kopi dilakukan
dalam dua kalita hapan, yaitu tahap pemeriksaan, sekaligus juga pemetikan, dan
penghabisan ialah perawatan paska panen,
proses selanjutnya adalah penggilinganya itu peretakan kulit kopi kemudian pengeringan dengan sinar matahari.
Panen dan pasca panen, peran serta laki-laki dan perempuan sangat
besar dan seimbang tidak memandang anak-anak dan orang tua, semuanya ikut terlibat dalam semua proses.
Masyarakat tani kopi terdapat tiga tingkatan yang ikut andil dalam
proses pengolahan kopi tersebut, yakni :
1) Petani pemilik,
2) petani penggarap,
3) dan buruh tani.
Berdasarkan hal tersebut, maka pembagian hasil tanaman kopi
pertahunnya disesuaikan dengan
kesepakatan antara pemilik dengan penggarap serta buruh tani. Karena selama
kurun waktu antara tahun 2000- 2009, harga kopi menurun sangat tajam, dan sangat
tidak sesuai dengan kebutuhan konsumsi masyarakat, maka petani berharap ditahun
2010 dan yang akan datang harga kopi menjadi
lebih stabil dan seimbang dengan harga-harga
kebutuhan pokok, seperti kebutuhan
sandang, pangan, dan papan serta kebutuhan pokok lainnya..
2)
Madu
Madu adalah senyawa kompleks dibuat ketika deposito nektar dan
manis dari tanaman dan pohon yang dikumpulkan, diubah dan disimpan dalam sarang
madu oleh lebah madu sebagai sumber makanan bagi koloni. Pemanenan madu di desa
ini masih dilakukan secara alami dan belum dibudidayakan. Mengkonsumsi madu
secara teratur dalam jumlah yang sesuai dengan kadarnya akan menyembuhkan
berbagai penyakit di antaranya diabetes, asam urat, sakit kepala, kanker, dan
berbagai jenis penyakit lainnya
3)
Cengkeh
Sejak sekitar tahun 1960 tanaman Cengkeh sudah mulai dibudidayakan oleh masyarakat
tani desa labbo, tapi pernah mengalami serangan hama sekitar tahun 1980-an sehinnga banyak yang
menebang tanaman cengkehnya, serta harga
yang tidak sesuai dengan kebutuhan
ekonomi masyarakat saat itu, baru ditahun 2000-an petani banyak menanam
kembali.
Sampai sekarang tanaman cengkeh sudah mencapai 15% dari luas wilayah desa, hasilnyadirasakan cukup menunjang
dalam hal pendapatan keluarga, Tanaman cengkeh
dipanen setiap satu tahun sekali dan akan
berlanjut ditahun berikutnya jika musim dan cuaca tidak berubah-ubah disebabkan
tanaman cengkeh adalah jenis tanaman yang sangat sensitif terhadap perubahan iklim
yang berpengaruh pada proses pembuahannya.
Penghasilan petani cengkeh setiap tahunnya berkisar antara 500 sampai
1000 liter perhektarnya
Masyarakat tani cengkeh merawat tanamannya yakni melakukan penyemprotan hama, pemupukan, dan vaksinasi perpohon.
Dan saat musim panen tiba cara pemanenan
dilakukan dengan sangat tradisional yakni dengan menggunakan tanrang yang
terbuat dari pohon bambu dengan alat penyangga seadanya. Jika musim panen telah selesai
maka petani bisa langsung menjual hasil
panennya tanpa melalui pengeringan, akantetapi lebih banyak yang menjual hasil panennya setelah dikeringkan kualitasnya
lebih bagus. Petani cengkeh juga terbagi dalam tiga strata/tingkatanya itu, petani pemilik, penggarap, dan buruh tani yang
sangat berperan penting dalam proses pengolahan dan pemanenan dengan pembagian hasil
yang telah ditentukan oleh pemilik dengan
penggarap/buruh tani.
Dalam tahun 2010 ini petani cengkeh berharap penghasilannya semakin
meningkat dan kesejahteraannya semakin baik.
4)
Pisang
Potensi buah pisang di Desa Labbo,
Kecamatan Tompobulu Kabupaten Bantaeng cukup tinggi. Selain dimakan langsung,
warga Desa Labbo juga mengolah buah pisang menjadi makanan olahan seperti,
keripik pisang, dodol pisang, dan sebagainya. Makanan olahan ini menjadi sumber
pendapatan tambahan warga Desa Labbo. Jenis pisang yang digunakan, antara lain
pisang wajo, pisang panjang, pisang bulaeng jawa, pisang bogge, pisang mas,
pisang camba.
5)
Tanaman Kakao.
Selain itu tanaman Kakao juga menjadi salah satu sumber pendapatan utama
bagi masyarakat karena 40% dari keseluruhan
luas wilayah Desa Labbo tanaman kakao,
Kakao telah dibudidayakan sekitar tahun 1970an, panen kakao dua kali
setahun dan akan berlanjut kembali di tahun berikutnya. Tanaman kakao jika
dihitung permusim dapat menghasilkan sekitar 100 kg perhektarnya, jika
pertumbuhan tanaman kakao tersebut berjalan normal. Akan tetapi, selama tahun
2000-an penghasilan kakao menurun sangat drastis di sebabkan oleh banyaknya hama
batang maupun buah, sehingga banyak petani yang menebang karna sudah tidak dapat
berproduksi lagi dengan baik, serta kesadaran masyarakat tani kakao dalam hal
perawatan yang efektif masih sangat rendah
Berdasarkan problem tersebut, dapat di analisa bahwa petani
terkendala oleh serangan hama dan cara penaggulangan serta perawatan yang belum
maksimal, pemanenan kakaodilakukan dalam beberapakali tahapan, yaitu tahap
pemetikan(panen), dan perawatan(pasca panen). Setelah panen maka proses selanjutnyaadalah
pengeringan dengan sinar matahari.
Dalam proses panen dan pasca panen, peran serta laki-laki dan
perempuan sangat besar dan seimbang tidak memandang anak-anak dan orang tua semuanya
ikut terlibat secara langsung.
Dalam masyarakat tani kakao
terdapat tiga
tingkatan
petani yang ikut
andil dalam proses
tersebut,
yakni :
1.Petani
pemilik,
2.Petani
penggarap,
3.dan buruh
tani.
Berdasarkan hal tersebut, pembagian
hasil tanaman kakao setiap kali panen disesuaikan dengan kesepakatan antara pemilik,
dengan penggarap dan buruhtani. Karena selama kurun waktu antara tahun2000-2009,
harga kakao kurang efisien, dan sangat tidak sesuai dengan kebutuhan konsumsi masyarakat,
petani berharap ditahun 2010 dan tahun yang akan datang harga kakao menjadi lebih
stabil dan seimbang dengan harga-harga kebutuhan pokok lainnyaseperti sandang, pangan,
dan papan.
6)
Tanaman Markisa
Sejak sekitar tahun 2009 tanaman markisa sudah mulai
dikembangkan oleh masyarakat, dan untuk saat ini. Tanaman Markisa sudah mencapai
5% dari keseluruhan luas wilayah Desa Labbo.
hasilnya dirasakan cukup menunjang dalam menambah pendapatan keluarga, sejak tahun
1970-an tanaman markisa sudah mulai ditanam
secara liar oleh masyarakat, dan untuk ini
sudah mulai dibudidayakan secara luas, dengan dua model pengembangan yaitu
penyambungan dan tanam langsung, Panen dan pasca panen belum
bisa dijelaskan karena tanaman tersebut masih dalam proses pengembangan dengan jangka
waktu yang dibutuhkan sekitar satu tahun kedepan setelah hasilnya nampak dan bisa
ikut meramaikan pasar lokal dan nasional. Harapan petani kedepan tanaman markiksa
bukan hanya menjadi tanaman penghias meja belaka tetapi bisa menembus industri markisa
yang lebih besar dan mengglobal.
7)
Pohon Kayu Olahan
(Surian, Ka`ne, Albesia)
Pohon Kayu olahan selama ini bermanfaat sebagai pelindung dari tanaman
produktif seperti Kopi, cengkeh, kakao, markisa dan sebagainya, namun dengan banyaknya
penebangan secara liar oleh masyarakat dari tahun ketahun sehingga pohon kayu olahan
semakin berkurang dan salah satu faktor penyebabnya adalah Kurangnya sosialisasi tentang hutan lindung dan
hutan rakyat.
Dalam proses pengolahan kayu tersebut keterlibatan perempuan sangat minim. Biasanya
hanya laki-laki saja yang melakukan pekerjaan ini, jika penghasilan masyarakat pengolah
kayu dihitung dalam pertahunnya maka jumlahnya mencapai puluhan juta rupiah tergantung
dari berapa banyak kayu yang dihasilkan selamaproses pengolahan, juga pemerintah
kurang sosialisasi Harapan masyarakat agar berbagai pihak dapat melakukan upaya-
upaya sehingga masyarakat dapat menjadikan kayu olahan sebagai salah satu sumber
pendapatan masyarakat namun disamping itu
kelestarian kayu olahan tetap terjaga dengan baik.
8)
Sapi
Ternak sapi mulai dibudidayakan sejak lama namun hingga saat ini
hanya sekitar 1% masyarakat yang memelihara sapi baik jantan maupun betina
padahal pakan cukup tersedia, kurangnya keterampilan dan pendampingan pada
kelompok menjadi salah
satu faktor penyebab sehingga banyak masyarakat yang tidak siap dan merasa
tidak mampu memelihara serta merawat ternak sapi tersebut.
Pada tahun 2005 pemerintah memberikan bantuan ternak sapi kepada masyarakat Dusun Pattiro. Cara mendapatkan bantuan
sapi yakni melalui permohonan masyarakat bersama pemerintah desa kepada dinas
Peternakan atau instansi terkait keterlibatan perempuan dan kaum muda dalam pemeliharaan
sapi masih sangat minim karena mebutuhkan tenaga yang kuat serta waktu yang
cukup.
Pemasaran sapi biasanya dilakukan dengan system barter ataupun
pembeli langsung datang menawar kepeternak jika sudah ada kesepakatan harga, maka
langsung dilakukan tranksaksi antar pemilik dan pembeli.
Harapan masyarakat agar kedepan semua pihak-pihak terkait melakukan
berbagai upaya yang dapat menunjang peningkatan pendapatan masyarakat dari
hasil beternak sapi.
9)
Ternak Kuda
Pengembangan budi daya ternak kuda sangat cocok di Desa labbo
karena ditunjang dengan ketersediaan pakan yang melimpah. Pola pemeliharaannya yakni
dengan cara di kandangkan atau di ikat di lahan bebas namun ada juga beberapa orang
yang memelihara ternak kuda secara liar(lambarang
) namun ternak yang dipelihara secara liar tersebut terkadang merusak lahan pertanian
milik warga.
Keterampilan masyarakat dalam memelihara kuda masih minim namun
demikian masyarakat disemua dusun telah memelihara ternak kuda baik jantan
maupun betina sejak beberapa puluh tahun yang lalu hingga sekarang.
Ternak kuda makin bertambah dengan adanya pembagian dari pemerintah
dan hingga saat ini sekitar 8% dari keseluruhan rumah tangga di Desa Labbo
telah memelihara ternak kuda. Keterlibatan perempuan dalam pemeliharaan ternak
kuda sangat minim karena dalam memelihara ternak tersebut membutuhkan tenaga yang
kuat.
Pemasaran kuda biasanya dilakukan dengan system barter ataupun
pembelian langsung dating menawar kepeternak jika sudah ada kesepakatan harga, maka
langsung dilakukan tranksaksi antar pemilik dan pembeli.
Harapan masyarakat agar kedepan semua pihak-pihak terkait melakukan
berbagai upaya yang dapat menunjang peningkatan pendapatan masyarakat dari
hasil beternak kuda.
10)
Kambing
Kambing jantan maupun betina mulai dibudidayakan oleh masyarakat
sejak adanya pembagian dari pemerintah padatahun 1980-an dan Saat ini sekitar 15%
masyarakat telah memelihara ternak tersebut. Cara mendapatkan bantuan kambing adalah
melalui permohonan kepada dinas peternakan atau instansi terkait dengan melalui
kelompok Tani/peternak yang siap memelihara pembagian tersebut. Keterlibatan
perempuan dalam pemeliharaan kambing
bisa dikatakan sampai 30% karena dianggap tidak terlalu berat, tetapi
lebih banyak dari laki- laki, terkecuali kaum muda biasanya enggan melakukan pekerjaan
ini karena dianggap tidak pantas, pekerjaan ini lebih banyak dilakukan oleh
orang-orang tua atau orang- orang yang sudah berkeluarga.
Budi daya ternak kambing di Desa Labbo ditunjang
dengan pakan yang tersedia dan cukup memadai. Namun, keterampilan masyarakat dalam memelihara kambing
masih minim. Pemasaran kambing dilakukan dengan biasa saja yakni pembeli datang
ke perternak dan jika sudah ada kesepakatan harga biasanya langsung dilakukan transaksi.
Harapan masyarakat agar pihak terkait dapat melakukan berbagai
upaya untuk meningkatan penghasilan bagi peternak.
11)
Perikanan
Sumber air cukup menunjang untuk budi daya ikan air tawar. Namun,
usaha ini belum menjadi usaha pokok bagi masyarakat sehingga air yang ada terbuang
dengan percuma. Hal tersebut disebabkan kurangnya keterampilan serta modal untuk
membangun usaha tersebut. Masyarakat
berharap ada pihak-pihak yang dapat memberi perhatian menyangkut pengembangan usaha
tersebut agar kedepannya sektor perikanan dapat menjadi sebagai salah satu sumber
penghasilan yang menunjang ekonomi rumah tangga.
3
Komentar
Posting Komentar